Bismilllah.
Sahabat,
tulisan yang akan saya munculkan di blog ini beberapa pertemuan ke depan adalah tulisan yang lebih rinci
dari perjalanan saya menulis naskah buku fisika kuantum hingga berkesempatan menerbitkannya di penerbit
mayor.
Tujuan
saya menulis ini adalah selain menuai pundi-pundi keberkahan juga mencari
nilai-nilai kebermanfaatan yang lebih luas lagi. Semoga.
Kita
mulai ya,
Pertama,
Menulis buku dengan menggabungkan
konsep texbook fisika dan naskah cerita semacam novel tentang relationship itu,
Mengerikan.
Tambah mengerikan lagi bila targetnya adalah ketebalan buku harus tipis, dan bisa dibaca oleh lebih banyak orang.
Kenapa?
Bagi saya telah terbukti.
Buku yang dimaksud (yaa buku ini) tidak
jadi-jadi dan gagal berkali-kali.
Buku ini baru terbit di tahun 2019 ketika tahun 2011 silam
naskahnya mulai disusun.
Butuh 8 tahun lebih bagi saya
memasaknya hingga benar-benar siap saji dan ada yang mau
menerbitkannya.
Baguskah hasilnya? Saya rasa tidak.
Tapi tulis saja. Suatu saat mungkin
akan menjadi buku pikir saya, siapa tahu.
Sampai buku ini terbit, saya merasa
khawatir siapakah yang akan mau membacanya.
Buku yang sempurna adalah buku yang
tidak pernah ditulis. (kecuali kitab suci yaaa) begitu kata seorang bijak.
Jadi, saya serahkan kebermanfaatan
buku ini kepada para pembacanya.
Sebab saya percaya bahwa setiap
karya yang kita tulis akan ‘mencari’ pembacanya sendiri.
Maukah
Anda menjadi pembacanya?
Buku Fisika Kuantum: Sejarah dan Kisah Inspirasi Para Tokohnya |
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment