Saya akan melanjutkan cerita tentang Feynman ya Kawan. Saya akan memenuhi jandi saya dulu ketika posting di instagram
https://www.instagram.com/p/BeLFUVKjjLl/?taken-by=okky_ft
https://www.instagram.com/p/BeLFUVKjjLl/?taken-by=okky_ft
Selamat menyimak kelanjutannya dan semoga bermanfaat.
Feynman adalah fisikawan peraih Nobel Fisika tahun 1965
dengan segi kepribadian yang menarik: pendidik yang menyenangkan, penulis ulung,
pelukis amatir, penggila teka-teki, badut yang konyol, petualang, musisi
amatiran, dan lihai dalam bercerita. Satu lagi, Feynman juga terkenal sebagai
pembobol lemari besi. Lemari besinya gak kira-kira yang dia bobol. Lemari –
lemari besi laboratorium nasional super canggih yang berada di ‘desa’ Los
Alamos. (Notes: FYI, Los Alamos yang berada di Negara Bagian New Mexico US adalah
sebuah lab rahasia paling canggih milik pemerintah Amrik saat itu. Lab ini
menjalankan *‘Manhattan Project’* yang salah satu kerjaannya adalah membidani
lahirnya bom Atom untuk perang dunia ke-2! Coba simak _tagline_ di web-nya: _”Delivering science and technology to
protect our nation and promote world stability”_ ngeriiii brayy).
Pemikiran
– pemikiran dan sepak terjang hidup Feynman menurut saya perlu kita cermati kembali
sebagai sebuah perenungan bagi saya khususnya dan para pendidik lainnya di
negeri ini.
Sebagai seorang pendidik di sepanjang
hidupnya, Feynman mengajarkan, lebih tepatnya menularkan, kenikmatan
berpetualang dalam dunia nyata dengan menerapkan kaidah- kaidah ilmu
pengetahuan khususnya bidang yang dia cintai: fisika. Feynman mencoba mengingatkan
kepada kita tentang salah satu nilai dari ilmu pengetahuan yang kita wariskan kepada
generasi masa depan yaitu apa ia sebut sebagai “kenikmatan intelektual”.
Kenikmatan intelektual Feynman berpijak
pada semangat naluriah manusia yang utama yaitu: keingintahuan dan eksplorasi.
Sifat alamiah inilah yang sering kita lupa sebagai seorang manusia dewasa. Kita
lupa cara-cara kita dahulu saat kanak-kanak ketika menemukan sesuatu yang aneh
dan baru. Kita lupa bagaimana kita dahulu begitu antusiasnya ketika menanyakan
bagaimana kunang-kunang bisa mengeluarkan cahaya atau bagaimana bisa listrik
bekerja. Kadang kita berkilah bahwa itu sudah sesuai dengan masanya. Saat kecil
dahulu mungkin kita seperti itu. Tapi, ketika sudah dewasa kita tidak perlu
lagi seperti itu. Kita sudah cukup dibebani dengan berbagai persoalan hidup.
Yang begitulah kira-kira…..
Bila kita sebagai pendidik memiliki pemikiran seperti itu, rasa-rasanya akan sangat sulit menularkan semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi kepada siswa.
Dokumentasi Feynman |
Bila kita sebagai pendidik memiliki pemikiran seperti itu, rasa-rasanya akan sangat sulit menularkan semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi kepada siswa.
Padahal, salah satu kunci kesuksesan masa
depan di era VUCA _(Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity)_
ini adalah mengeksplorasi solusi. Jika kita ingin memecahkan masalah yang belum
pernah kita pecahkan sebelumnya, kita harus berani membiarkan pintu terbuka
untuk kemungkinan-kemungkinan yang belum kita ketahui. Di sini kita menemukan
suatu yang sangat penting: bahwa untuk tetap maju, kita harus mengenali
kebodohan kita sendiri dan memberikan ruang untuk ragu. Mengapa ragu? Karena
kata Feynman _“Ilmu pengetahuan merupakan struktur pernyataan dengan
berbagai derajat kepastian—Beberapa tidak yakin, beberapa hampir yakin, dan
tidak ada yang yakin secara mutlak.”[1]_
Tanggung jawab kita untuk mengajarkan bahwa
keraguan dalam memenuhi naluri keingintahuan bukanlah sesuatu untuk ditakuti,
melainkan untuk diterima dan didiskusikan. Memperjuangkan “kenikmatan
intelektual” ini merupakan tugas yang harus kita lakukan untuk semua generasi
yang akan datang. Mereka akan selalu berusaha menemukan hal-hal baru dan
menarik yang memberikan perasaan _eureka_ dan mengandung tantangan.
Mereka tidak pernah berhenti mencari tahu tentang apa yang dilakukan oleh orang
lain, mengapa mereka melakukannya, dan senantia merendahkan hatinya untuk belajar
dari orang lain.
Saya masih ingat kisah ketika Feynman
diledekin oleh salah seorang sahabatnya yang seorang seniman terkenal. “Lihat,
betapa indah bunga ini”_ kata seniman itu. ”Aku seorang seniman, dapat
melihat betapa indahnya setangkai bunga ini, tapi kamu, ilmuan, mengeratnya
menjadi kepingan-kepingan kecil hingga tidak bisa dinikmati lagi.”
Feynman pikir peryataan sahabatnya itu ngawur. Tapi dia tidak emosi dan ajak gelut. Justru Feynman mengajak seniman tersebut jalan-jalan ke kantornya dahulu di CERN (singkatan dari bahasa Perancis: Conseil EuropĂ©ene pour la Recherche NuclĂ©aire. Sebuah laboratorium yang teramaaat besar yang areanya memakan wilayah dua negara yaitu perancis dan Swiss. CERN punya alat yang disebut LHS (Large Hadron Collider) Accelerator sebuah alat pemercepat partikel yang panjang kelilingnya adalah sekitar 27 kilometer atau 27000 m. Bayangin kalau misalkan tiang listrik (eh..) tingginya 10 m (untuk mempermudah perhitungan) maka diperlukan 2700 tiang listrik untuk muterin itu alat.. Laboratorium segede-gede itu punya pekerjaan rumah yang banyak. Yang utamanya adalah justru mencari yang kecil kecil…supeeeerrrr duper kecil hingga sudah tidak tahu lagi harus berhenti dimana. Jadi jangan remehkan si kecil.
Feynman pikir peryataan sahabatnya itu ngawur. Tapi dia tidak emosi dan ajak gelut. Justru Feynman mengajak seniman tersebut jalan-jalan ke kantornya dahulu di CERN (singkatan dari bahasa Perancis: Conseil EuropĂ©ene pour la Recherche NuclĂ©aire. Sebuah laboratorium yang teramaaat besar yang areanya memakan wilayah dua negara yaitu perancis dan Swiss. CERN punya alat yang disebut LHS (Large Hadron Collider) Accelerator sebuah alat pemercepat partikel yang panjang kelilingnya adalah sekitar 27 kilometer atau 27000 m. Bayangin kalau misalkan tiang listrik (eh..) tingginya 10 m (untuk mempermudah perhitungan) maka diperlukan 2700 tiang listrik untuk muterin itu alat.. Laboratorium segede-gede itu punya pekerjaan rumah yang banyak. Yang utamanya adalah justru mencari yang kecil kecil…supeeeerrrr duper kecil hingga sudah tidak tahu lagi harus berhenti dimana. Jadi jangan remehkan si kecil.
Sembari berjalan ke CERN Feyman mengatakan
bahwa keindahan yang dia lihat adalah keindahan yang bisa dilihat semua orang.
Banyak sekali peristiwa rumit di dalam sel bunga tersebut, dan juga
proses-proses lainnya yang justru hanya akan menambah keasyikan dan misteri
serta kekaguman kita. Feynman tidak
mengerti bagaimana pemahaman ilmiah seperti itu dikatakan bisa mengurangi
keindahan pada setangkai bunga. Saat tiba di suatu tempat di CERN mereka disambut
antusias oleh berlusin-lusin ilmuan pandai. Satu orang yang muncul ke depan
yang diketahui sebagai salah satu pimpinan proyek. Sedangkan seniman masih celingak-celinguk mengamati laboratorium di sekitarnya. ‘Jalan-jalan sore itu’ menjadi
peristiwa besar bagi CERN karena kehadiran Feynman.
Kala itu Feynman bertanya kepada pimpinan tersebut: “Apa yang sedang kalian kerjakan saat ini?” sembari memamerkan kedigdayaan mesin-mesin di Laboratorium itu—yang berhasil membuat seniman itu semakin takjub—ia menjelaskan kepada Feynman apa yang sedang dilakukan orang-orang cerdas ini. “Berapa biaya yang telah dihabiskan?”. Persisnya saya lupa jawaban si kepala proyek itu tapi yang pasti begitu besar angkanya hingga membuat Feynman heran. Ckckck…tiba-tiba si kepala proyek menyadari sesuatu. Apa yang dia kerjakan bersusah payah bersama tim ini adalah justru untuk membuktikan teori yang diusulkan oleh Feynman tentang
”The Principles of Least Action in Quantum Mechanics”
Apaan tuh? nanti saja..mungkin lain kali saya akan menuliskannya..he he he..pokoknya masih seputar fisika partikel dan kuantum.
Kala itu Feynman bertanya kepada pimpinan tersebut: “Apa yang sedang kalian kerjakan saat ini?” sembari memamerkan kedigdayaan mesin-mesin di Laboratorium itu—yang berhasil membuat seniman itu semakin takjub—ia menjelaskan kepada Feynman apa yang sedang dilakukan orang-orang cerdas ini. “Berapa biaya yang telah dihabiskan?”. Persisnya saya lupa jawaban si kepala proyek itu tapi yang pasti begitu besar angkanya hingga membuat Feynman heran. Ckckck…tiba-tiba si kepala proyek menyadari sesuatu. Apa yang dia kerjakan bersusah payah bersama tim ini adalah justru untuk membuktikan teori yang diusulkan oleh Feynman tentang
”The Principles of Least Action in Quantum Mechanics”
Apaan tuh? nanti saja..mungkin lain kali saya akan menuliskannya..he he he..pokoknya masih seputar fisika partikel dan kuantum.
Feynman hanya mendelik. Ia diam sebentar
dan kemudian berkata:
“Anda tidak percaya dengan saya?”
Krik…krik…krikk.
(Anda paham? Bila belum saya bantu jelaskan
ya..jadi sudah umum diketahui bahwa dalam dunia fisika biasanya teori/perumusan
suatu konsep sudah ditemukan dahulu dengan menggunakan perhitungan matematika,
murni tanpa percobaan laboratorium. Ketika permususannya logis, urutannya
sesuai kaidah ilmu matematika dan teruji dengan perumusan sebelumnya atau ada
orang lain yang sama-sama menemukan ungkapan rumus tersebut maka dikatakan
teori tersebut benar. Akan tetapi selama tidak dapat dibuktikan secara
eksperimen di dunia dan alam semesta kita, teori tersebut belumlah benar
sesungguhnya. Karena belum sesuai dengan kenyataan. Nah, karena Feynman
berhasil menemukan teori tersebut dan sudah diterima oleh banyak Fisikawan
lainnya namun tetap saja harus dibuktikan eksistensinya di alam semesta,
makanya dia tanya “kamu gak percaya saya teori yang telah saya temukan. Belum
cukup yakin sampe mesti harus ngeluarin duit sebegitu banyak).
Yah seperti itulah cara usilnya Feynman
memberikan pengertian kepada orang-orang disekitarnya.
Bagi Feynman, “nilai ilmu
pengetahuan mudah dikenali oleh siapa saja. Ilmu pengetahuan memungkinkan kita
melakukan dan membuat banyak hal. Ilmu pengetahuan merupakan senjata yang
memberi kita kekuatan untuk melakukan perbuatan baik dan buruk.”[2]
[1] Leighton,
Ralph and Gweneth Feynman. 2001. What Do You Care What Other People Think?”: Further Adventures of a Curious Character . New York : W.W.
Norton & Company, Inc. Diterjemahkan oleh penerbit Mizan dengan Judul “Feynman: Genius Fisika
Paling Cool Sedunia”
[2] Leighton, Ralph and Gweneth Feynman. 2001. What Do You Care What Other People Think?”: Further Adventures of a Curious Character . New York : W.W.
Norton & Company, Inc. Diterjemahkan oleh penerbit Mizan dengan Judul “Feynman: Genius Fisika
Paling Cool Sedunia”
No comments:
Post a Comment