Tuesday, October 31, 2017

Tumpukan Koran (Bekas)

Tumpukan Koran (Bekas).



Mungkin sudah masuk tahun ke-4 semenjak saya memutuskan berlangganan koran Kompas minggu.
Saat ini saya sedang sibuk mencari pengepul koran yang amanah yang mampu membayar koran bekas saya dengan harga bagus...he he. sebenarnya sedih juga sih. sudah lama saya menyimpan koran-koran tersebut. Semenjak pertama kali tinggal di kosan kawan dan semenjak masih bujangan. Yang saat ini terkumpul mungkin hanya setengahnya dari jumlah koran yang saya punya. setengahnya? hilang entah kemana...ada kali 20 kiloan.

Koran bekas yang sekarang mungkin sekitar 35 kiloan. kan lumayan kalau perkilonya 3000 perak :)

Sebenarnya saya ingin mengajak Anda sedikit mendengarkan cerita dan pemikiran saya. 

Tumpukan koran (bekas) credit: pondokibu.com

Dahulu saya tidak suka membaca koran. Pusing dan tidak ada waktu. eh, karena tempat kerja saya langganan koran dan waktu kosong saya banyak (awalnya sih) jadi deh baca koran..eh malah ketagihan...ya gak dibaca semua..lihat-lihat aja, ada kabar apa aja di dunia dan di kota kita tinggal.

Ternyata ketika kita membaca terus, muncul inspirasi untuk menuliskan ulang gagasan yang kita dapat. Kayaknya orang lain harus tau deh ide ini dst dst. Atau kita ingin mengolahnya lagi dengan pemikiran dan pengalaman kita. Semenjak itulah saya mulai coret-coret tulisan yaaangg...saya simpen sendiri di komputer kantor..ha ha ha

Mulai mengumpulkan artikel-artikel yang keren, opini-opini tokoh dll. Semakin kita banyak baca semakin muncul semangat keinginan untuk berbagi. (sampai sekarang saya selalu mengumpulkan artikel-artikel inspiratif)

Hingga singkat cerita alhamdulillah saat ini saya sudah punya folder-folder yang isinya segala macam-macam tulisan saya.......saya atur-atur dalam mempublikasikannya. Saya berpikir dan berkomitmen bahwa saya harus menulis apa saja. Biarin bila tidak dipublikasikan dikoran dll. Minimal bisa menjadi warisan berharga untuk istri dan anak-anak saya nanti bila saya sudah tidak ada di dunia ini.

Syukur ternyata beberapa tulisan saya bisa muncul di koran dan media online yang terpercaya. Saya masih ingat pertama kali tulisan saya muncul di publik baik online mau pun media cetak. Rasa itu, apresiasi itu, semakin membuat saya bersemangat untuk berpikir dan berbagi pemikiran yang bermanfaat. Minimal buat saya pribadi dan keluarga. 

Dan kini, kawan perjuangan kepenulisan saya harus ditumpuk dan diikat untuk siap dipindah tangankan. Koran-koran bekas ini harus pindah karena kami sekeluaga akan pindah tempat tinggal pula, sehingga semua barang-barang kami pun harus diseleksi mana yang harus dibawa mana yang tidak.

Koran-koran inilah membatu saya untuk belajar berpikir dan memaknai segala sesuatu. Manjadikan saya lebih bijak dan adil dalam melihat segala permasalahan selain buku-buku yang saya baca. Manjadikan saya tidak mudah terbawa isu-isu yang sedang berkecamuk di media sosial dan dunia nyata.

Terima kasih. 

No comments:

Post a Comment