Monday, May 13, 2019

A Brief History of You (Bag.2)

Saya memulainya dengan menulis puisi. Semua bermula dari kumpulan kata yang tidak jelas maknanya buat orang lain yang membacanya. Tapi buat saya? Sama saja. haha

Lanjutan dari caption Postingan IG saya yang lalu bahwa menerbitkan puisi yang menjadikan saya semakin bersemangat untuk menulis dan mempublikasikan karya tulis saya. (link Instagram)

Meski kebanyakan isi puisi yang saya buat dan baca selama ini menye-menye tentang kegalauan hati. Apa lagi saat saya jatuh cinta dahulu. Hohoho.

Puisi adalah wadah yang pas buat menyalurkannya ketika saya tidak berani mengungkapkan secara langsung.

Ternyata hingga sekarang, anak-anak millenial suka juga yang menye-menye. Melihat dari laku kerasnya buku-buku puisi bergaya pop penyebar kegalauan para jomblo. Ditambah pula Novel-novel cinta muda-mudi yang merindukan pasangan dan hubungan yang penuh bunga-bunga…haha. 
 
Btw dulu saya pernah pula terjebak membaca satu dua di antaranya. Wkwkwk.



Nah, justru puisi yang berhasil dipublikasi dan dibaca umum adalah puisi yang bukan tentang menye-menye cinta lawan jenis. Tapi lebih dari itu. Cinta dan kasih sayang saya kepada Ibu saya.

Puisi saya beri judul

“Ibuku Bilang, itu Mungkin Hanya Perasaanmu”

Inilah sau-satunya puisi yang berani saya kirimkan ke sebuah kompetisi menulis nasional. Puisi yang saya

Pelaksanannya keren bukan main.

Komunitas Sastra Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Orang kedokteran membaca dan menulis sastra?

Kayak apa program kerja yang mereka punya ya?

Pikir saya kala itu.

Selain hadiah uang yang ditawarkan menarik jika menjadi juara. Namun yang paling menarik buat saya adalah diterbitkannya di buku kumpulan puisi terbitan komunitas sastra tersebut.

Masa pengumuman pun tiba.

Selain lomba puisi juga ada lomba cerpen. Semua peserta yang telah mengirimkan karyanya diminta untuk menunggu sekitar dua minggu untuk proses seleksi. Kemudian panitia akan mengundang ke FKUI Jakarta 10 karya terbaik puisi dan 10 terbaik cerpen.

Panitia akan mengontak para penulis 20 karya terbaik tersebut.

(Bersambung)

No comments:

Post a Comment