Friday, January 18, 2019

'Rorodaan' dan Media Pembelajaran






Akhir bulan Maret lalu harian umum Pikiran Rakyat sukses menggelar sebuah acara akbar berjudul Pangajen Pikiran Rakyat Nonoman Parantas 2017 bersamaan dengan hari jadinya yang ke-51 [1]. Terpilih tiga orang pemuda dengan prestasi dan aktivitas sosial budaya yang menginspirasi masyarakat Jawa Barat. Sesungguhnya apa yang ingin disampaikan dari kegiatan tersebut? Setidaknya dalam kacamata kita sebagai seorang pendidik.

Penghargaan tersebut tentu membawa sebuah pesan dan idealisme bagi masyarakat kita. Bahwa sebuah kemajuan sosial budaya dan capaian kehidupan masyarakat yang lebih baik dapat dipelopori oleh siapa saja, tak melihat usia dan latar belakang pendidikan. Kemudian, pembangunan yang berwawasan kebudayaan adalah langkah jitu bagi bangsa ini untuk dapat lebih berdaya. Sebagai seorang guru yang setiap hari berinteraksi dengan generasi muda tentunya kegiatan tersebut memberikan motivasi tersendiri. Bagaimana mendekatkan para siswa kepada budayanya dan menuntun mereka agar menjadi problem solver bagi kemajuan masyarakat di sekitar.

Hal yang terpikir adalah dengan membuat aktivitas pembelajaran yang bernuansa kebudayaan dan tentunya harus menyenangkan. Selain dapat membantu menyampaikan materi pembelajaran secara utuh tanpa kesalahpahaman, juga dapat memupuk karakter baik bagi siswa di masa depan. Sebab pada prinsipnya kecenderungan manusia untuk menikmati suatu aktivitas yang mendidik dan menggembirakan, sebenarnya bersifat universal, namun tiap daerah atau tempat memiliki cara yang berlainan.

Beberapa waktu lalu, telah dilakukan kegiatan pembelajaran bidang studi fisika oleh penulis dengan menggunakan permainan tradisional Jawa Barat bernama rorodaan. Sebuah permainan buhun (baca: zaman dahulu) anak-anak priangan yang bila dicermati lebih dalam ternyata memiliki keterkaitan dengan banyak konsep dalam ilmu fisika dan nilai-nilai budaya lokal yang baik. Cara memainkannya pun mudah. Diperlukan seorang anak sebagai pendorong dan lainnya sebagai pengemudi. Sederhana seperti sebuah gerobak yang didorong. Permainan rorodaan ini menjadi khas karena bahan yang digunakannya pun dari sumber daya alam yang kaya di Jawa Barat yaitu bambu. Selain mengajarkan karakter kerja sama, toleransi serta motivasi untuk berkompetisi secara sehat, rorodaan dapat digunakan untuk membantu dalam menjelaskan berbagai konsep fisika di antaranya adalah materi gerak, kecepatan, dan gaya. Studi tentang kegiatan tersebut pun telah dilakukan penulis. Hasil yang didapatkan adalah selain antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, kemampuan kognitif siswa dalam menyerap materi juga menunjukkan hasil yang baik.

Apa yang penulis telah lakukan sesungguhnya hanyalah contoh kecil dari banyaknya potensi permainan tradisional lainnya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada bidang studi yang lain.

Dengan menjadikan permainan tradisional sebagai media pembelajaran di sekolah, sesungguhnya kita telah menyampaikan pesan kepada anak didik kita bahwa budaya adalah bagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan cara terbaik untuk mewujudkan masyarakat yang berbudi pekerti luhur. ***

[1] Koran Pikiran Rakyat 29 Maret 2017

No comments:

Post a Comment