Sunday, April 24, 2016

Design Thinking untuk Pendidikan (Bag. 1)

Design Thinking.

Anda mungkin telah mengenalnya, atau mungkin belum pernah mendengarnya sama sekali.

Kali ini saya ingin bercerita dan berbagi tentang Design Thinking yang saat ini sedang populer dalam dunia manajemen dan bisnis.

Design Thinking pada prinsipnya adalah sebuah cara berpikir untuk menghasilkan inovasi solusi. Tidak hanya sampai di sana, Design Thinking berpijak pada Kebutuhan dasar manusia yang akan didesign dan berbasiskan teknologi yang renewable

Apa bedanya dengan Analytical Thinking? bedanya kalo AT itu mengkultuskan proses berpikir yang logis. Design Thinking malahan menuntut kita untuk berpikir sebebas-bebasnya tanpa memikirkan resiko kegagalannya sama sekali. Jadi kalo bahasa kerenya udah gak lagi berpikir 'out of the box' tapi lebih ekstrim lagi berpikir 'without the box of thinking!' sama sekali atau sekalian aja buang Box nya jauh-jauh! hahaha. Namun demikian tetap harus menghasilkan sesuatu yang inovatif sekaligus solutif.
Design Thingking
Design Thingking (sumber gambar : https://futureatschool.files.wordpress.com)



Metode Design Thinking ini pertama kali diperkenalkan secara luas oleh Tim Brown lewat tulisannya di Harvard Business Review yang berjudul Design Thinking (Tahun 2008) dan Ia populerkan kembali lewat bukunya yang ditulis bersama Barry Katz yang berjudul Change By Design: How Design Thinking Transforms Organizations and Inspires Innovations (2009). Memang mulanya Design Thinking di peruntukan untuk permasalahan bisnis dan finansial. Perlu dicatat di sini bahwa Tim Brown mengakui kalau pemikiran tentang Design Thinking sebenarnya sudah ada sejak lama dan bukanlah hal baru bagi kalangan Designer.

Dan tentu saja yang sangat menarik adalah bahwa Design Thinking dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan.
(bersambung)







Beda dengan Analytical Thinking yang selalu ngultusin proses berpikir logis, Design Thinking malah nuntut kita buat berpikir segila-gilanya tanpa mikirin resiko kegagalannya sama sekali. Jadi istilahnya be outside the box thinking atau ekstrimnya without the box thinking! alias tendang jauh-jauh box-nya bro! Hmmm, tapi meski dituntut berpikir gila jangan sampe gila beneran ya, gimana pun hasilnya harus sesuatu yang inovatif sekaligus solutif. - See more at: http://www.blog.crazyhackerz.com/design-thinking-seni-kolaborasi-dalam-mencipta-inovasi#sthash.kFE8WJIP.dpuf
Beda dengan Analytical Thinking yang selalu ngultusin proses berpikir logis, Design Thinking malah nuntut kita buat berpikir segila-gilanya tanpa mikirin resiko kegagalannya sama sekali. Jadi istilahnya be outside the box thinking atau ekstrimnya without the box thinking! alias tendang jauh-jauh box-nya bro! Hmmm, tapi meski dituntut berpikir gila jangan sampe gila beneran ya, gimana pun hasilnya harus sesuatu yang inovatif sekaligus solutif. - See more at: http://www.blog.crazyhackerz.com/design-thinking-seni-kolaborasi-dalam-mencipta-inovasi#sthash.kFE8WJIP.dpuf
Beda dengan Analytical Thinking yang selalu ngultusin proses berpikir logis, Design Thinking malah nuntut kita buat berpikir segila-gilanya tanpa mikirin resiko kegagalannya sama sekali. Jadi istilahnya be outside the box thinking atau ekstrimnya without the box thinking! alias tendang jauh-jauh box-nya bro! Hmmm, tapi meski dituntut berpikir gila jangan sampe gila beneran ya, gimana pun hasilnya harus sesuatu yang inovatif sekaligus solutif. - See more at: http://www.blog.crazyhackerz.com/design-thinking-seni-kolaborasi-dalam-mencipta-inovasi#sthash.kFE8WJIP.dpuf

No comments:

Post a Comment