Wednesday, December 17, 2008

Pengharapan dan Prestasi

Pengharapan dan Prestasi


Pada tahun 1968, Profesor Robert Rosenthal, seorang pakar pendidikan dari Universitas Harvard Amerika serikat melakukan suatu penelitian tentang hubungan antara pengharapan dan pencapaian prestasi. Secara ringkas hasil penelitiannya dapat dijelaskan melalui sebuah pengalaman di bawah ini. Pada suatu tahun ajaran baru, seorang kepala sekolah memanggil seorang guru untuk diberikan pengarahan. Guru tersebut diberi kehormatan dan kesempatan besar untuk mengajar di suatu kelas pilihan. Kelas ini berisi anak-anak dengan tingkat kecerdasan diatas rata-rata. Tentu saja guru tersebut sangat senang dan merasa dirinya tersanjung mengajar di kelas tersebut. Pada akhir semester dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar. Ternyata memang para murid itu mencapai hasil jauh diatas rata-rata. Dan sang guru tersebut tentu sangat bangga dengan prestasi ini. berarti dia telah berhasil dalam mengajar.
Setelah melihat hasil evaluasi yang sangat baik tersebut, guru tersebut lalu diberi tahu bahwa sebenarnya murid di kelas pilihan itu adalah murid yang prestasinya biasa-biasa saja dan cenderung agak rendah. Selain itu mayoritas anak di kelas itu sebenarnya masuk dalam kategori anak bermasalah. Mengapa bisa terjadi demikian? Pertanyaan penting yang muncul adalah mengapa anak-anak tersebut dapat mencapai prestasi akademis yang luar biasa dan diluar perkiraan?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi murid berbanding lurus dengan tingkat ekspektasi (pengharapan) pendidik dalam hal ini guru. Karena guru tersebut pada awalnya tidak tahu keadaan yang sesungguhnya dari anak didiknya, dan ia telah diberi kepercayaan khusus, maka label yang ia berikan kepada muridnya adalah “anak yang istimewa dan anak yang akan berhasil”. Dan tentu saja guru ini sangat berharap anak didiknya akan berhasil. Selain memberikan pengharapan yang tinggi, ia pun dengan secara sadar atau tidak sadar memberikan perhatian yang ekstra, sikap yang lebih baik, rasa cinta yang tulus, dan upaya mengajar yang optimal. Hasilnya akan jauh berdampak positif kepada anak didiknya.
Mengapa pengharapan yang positif ini bisa berakibat sedemikian hebat? Adi W. Gunawan seorang master dalam bidang Accelerated Learning / belajar yang dipercepat melalui bukunya Born to be Genius menguraikan dengan sederhana hal tersebut. Penjelasannya sangat berhubungan dengan bidang fisika yang saya geluti. Pengharapan positif dari seseorang terhadap orang lain berkaitan dengan prinsip kerja otak (pikiran). Pikiran mempunyai getaran dan frekuensi sehingga menghasikan gelombang otak tertentu (studi sains fisika telah menjelaskan tentang kerja pikiran sangat dipengaruhi gelombang otak tertentu). Seberapa kuat getaran tersebut menghasilkan gelombang resonasi (bergetar bersama) dengan pikiran orang lain, bergantung pada intensitas emosi yang mendasari pikiran itu. sehingga orang lain secara sadar atau tidak akan terpengaruh pengharapan yang positif.
Melalui uraian ringkas di atas saya bermaksud untuk mengingatkan kita kembali ,baik sebagai orang tua, guru, tutor, atau siapa saja yang ingin orang disekitar kita berprestasi, bahwa untuk menjadikan anak didik atau orang disekitar kita meraih prestasi yang cemerlang adalah dengan menunjukkan rasa percaya yang tulus terhadap mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

9.50. Lab.Instrumentasi dan Pengukuran

No comments:

Post a Comment