Friday, July 18, 2014

LPDP #5


Akhirnya tulisan kelima tentang LPDP saya tulis di tengah-tengah bulan puasa. Tak terasa ya, sudah lama tertunda melanjutkan cerita mengenai LPDP. 

Mungkin beberapa di antara sahabat sudah ada yang resmi menjadi awardee LPDP sebelum tulisan ini dibuat. Atau mungkin setidaknya akan mengikuti program kepemimpinan yang merupakan syarat mutlak (akhir) untuk dapat lulus beasiswa LPDP. Tapi tak mengapa. Tulisan ini akan tetap punya caranya sendiri untuk bisa bermanfaat bagi siapa saja. Semoga iya. 

Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang esai yang diminta LPDP. Ada tiga esai yang diminta oleh LPDP. Ketiga tema esai itu tetap berporos pada satu gagasan : Kamu. Pada intinya melalui esai tersebut para penguji/panitia nanti mengetahui sahabat dengan lebih ‘mendalam’. Hanya saja, menurut saya perlu hari-hati dalam menuliskan esai tersebut. Sekilas nampak sama ketiga tema yang diminta, namun ketiganya butuh perenungan dan kesungguhan hati ketika dituliskan. Mengapa saya dapat mengatakan demikian? Pertama, karena memang kita akan tersa sulit ketika bercerita tentang diri kita sebenarnya dan harapan-harapan kita secara sistematis dalam bahasa tulisan (Kalau sekedar celotehan-celotehan saat bercengkrama dengan orang lain sepertinya terasa lebih mudah). Apalagi esai tersebut harus dapat mengambil hati para penguji/pembaca nanti. 

Mengapa esai-esai ini berpengaruh? Seperti yang dikatakan oleh dosen saya bahwa melalui esai dapat diketahui dari seseorang yang tidak dapat diungkapkan dalam CV. Disana akan terlihat ketangguhan seseorang dalam mengejar mimpi, karakter kepemimpinan, dan banyak lagi. Dan memang benar esai tersebut sangat berpengaruh, sebab pada kenyataanya disaat wawancara para penguji menyandarkan sebagian pertanyaan dari apa yang kita tulis di esai. Para profesor penguji dan psikolog akan mengacu pada cerita yang kita tuliskan ketika mengembangkan pertanyaan kepada kita. Jadi dari awal kita benar-benar harus sepenuh hati mempertanggungjawabkan apa yang kita tulis nanti. 

Sepertinya tak banyak yang akan saya bagi sebagai kiat untuk dapat menulis esai yang mampu mencuri hati penguji. Ingat ya sahabat, bukan berarti esai-esai yang saya tulis itu bagus dan memukau. Sekali lagi bukan. Tapi saya percaya esai saya cukup menggambarkan apa yang sedang saya perjuangkan dan besarnya tanggung jawab yang akan saya buktikan ketika berhasil sebagai awardee LPDP. Itu saja. Dan masing-masing pribadi akan sangat berbeda. 

Untuk masalah tulisan enak dibaca itu nomor sekian. Namun, patut kita perhitungkan pula keindahan dan kedisiplinan tulisan kita. Sebabnya saya percaya bahwa tulisan yang indah dan disiplin mampu membantu mengantarkan gagasan besar didalamnya agar menjadi sebuah kesan tersendiri pada pembaca. Jadi perlu diperhatikan pula EYD dan standar bahasa penulisan, meski tidak harus kaku dan seformal mungkin. Itu mungkin saran yang pertama. 

Kemudian yang kedua dan mungkin ini adalah terakhir. (Sebab saya yakin sahabat semua pasti sudah sedikit banyak memiliki wawasan tentang dunia penulisan. Ya iya lah kan sudah lulus S1, Dan saya juga males kalo nulis banyak-banyak di Blog..hehehe) 

Ketika sahabat telah selesai menulis esai-esai tersebut, saran pamungkas saya adalah jangan malu untuk memberikan ke orang lain yang sahabat percaya. Fungsi pembaca ini akan sangat vital, maka sahabat harus memilihnya dengan tepat. Tidak perlu banyak-banyak cukup satu saja. Syukur-syukur bisa dapet dua. Kalau dahulu, esai yang sudah ditulis dan sudah saya cek kaidah EYD –nya langsung saya serahkan ke dosen s1 dahulu. Alasannya selain beliau cukup dekat dengan saya, beliau juga memiliki banyak prestasi dan track record yang baik dalam dunia ilmiah. Usianya pun relatif masih muda. Dan Alhamdulillah pilihan saya pun tepat setepat-tepatnya. Sebabnya mengapa? Saat esai-esai tersebut dibaca dan dikaji beliau. Banyak sekali coretan-coretan di setiap lembarnya dan masukan-masukan yang disampaikan melalui lisan. 

Saya harus memulai kemali menulis seperti yang disarankan olehnya. Apakah saya mundur? Awalnya saya sempat panik untuk menuliskannya kembali. takut-takut tidak dapat menulis esai yang baik. Tapi saya coba perlahan, sebab saya yakin pandangannya itu memang tepat dan masukannya memang benar. Dosen  itu seperti melihat sosok saya dahulu dan di masa depan. Seseorang yang melihat pribadi ini dari luar pekarangan ego pribadi. 

Akhirnya seiring berjalannya waktu, esai saya selesai. Ketika wawancara pun saya tidak gentar menjawab pertanyaan para penguji sebab saya telah membongkar dan menyusun habis-habisan esai saya hingga yang paling remeh. 

Syukurlah dengan ijin-Nya saya berhasil lolos tahap wawancara. 

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi sahabat ya meski hanya sedikit. 

Kedepannya mohon doakan saya agar bisa menuliskan bagaimana menjalani dan lolos tahap paling akhir dari seleksi beasiswa LPDP ini yaitu : 

Program Kepemimpinan
Dimana kita sekitar 10 hari wajib untuk mengikuti training yang penuh kejutan didalamnya. Hehe 

Tapi saya tidak janji kapan bisa menuliskannya. Selain karena liburan sebentar lagi selesai dan saya sudah harus mempersiapakan tahun terakhir studi saya. 

Tapi saya siap membantu bila sahabat ingin berkontak ria di email ini okky_0225898@yahoo.com 

Itu saja dari saya. Maaf bila ada khilaf.  

Selamat Berpuasa dan mari kita petik pahala kebaikan yang masih menggantung di langit-langit kota.

No comments:

Post a Comment